Spiritualitas
Katekis berdasarkan pada iman akan Yesus Kristus dan Roh Kudus. Katekis perlu
terbuka terhadap Sabda Tuhan, mempunyai keutuhan dan keaslian hidup,
bersemangat missioner dan berdevosi kepada Bunda Maria.
1.
Yesus
Kristus
Hidup, tindakan dan karya
Yesus Kristus menjadi contoh untuk seorang katekis. Yesus juga bisa disebut
sebagai katekis karena telah mengajar orang banyak dan para murid menyebut-Nya
sebagai guru. Hendaknya spiritualitas Yesus Kristus menjadi gaya hidup seorang
katekis. Pertama seorang katekis sebelum mewartakan kerajaan Allah harus
mengenal Yesus secara pribadi dan mendalam, karena pewartaan seorang katekis
adalah Yesus itu sendiri. Kedua seorang katekis dalam tugasnya harus mencontoh
karekter Yesus dalam mewartakan kerajaan Allah seperti melayani dan mengasihi.
Intinya belajar dari hidup Yesus Kristus (Sanjaya, 2011: 21-22).
2.
Hidup
dalam Roh Kudus
Yesus wafat di kayu salib dan bangkit dari kematian
bersama dengan Allah di surga mengutus Roh Kudus untuk tinggal dan diam dalam
diri para murid. Para murid melanjutkan
tugas perutusan Yesus untuk mewartakan kabar baik dibantu oleh Roh Kudus. Roh
Kudus adalah Roh Allah sendiri. Oleh sebab itu,
seorang katekis yang mewartakan kabar baik hendaknya mempunyai kekuatan
dari Roh Kudus.
Seorang
katekis harus hidup dalam Roh Kudus yang akan membantunya memperkembangkan dan
memperbaharui diri secara terus-menerus dalam panggilan dan tugas perutusannya
sebagai katekis. Dengan bantuan dari Roh Kudus, seorang katekis akan mengalami
suatu motivasi yang baru dan khusus, suatu panggilan kepada kesucian hidup
(Komkat KWI, 1997: 22).
3.
Terbuka
terhadap Sabda Tuhan
Keterbukaan terhadap
Sabda Tuhan berarti terbuka terhadap Tuhan, Gereja dan dunia. Terbuka terhadap
Tuhan berarti seorang katekis membuka hati, menerima sabda Tuhan dan
mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari. Spiritualitas katekis berakar
dari Sabda Tuhan dengan suatu dimensi Tritunggal; Bapa, Putra dan Roh Kudus.
Keterbukaan
terhadap Gereja berarti mencintai, mengabdi, melayani, mengembangkan bahkan
bersedia menderita demi Gereja. Keterbukaan ini terungkap dalam keterikatan dan
ketaatan terhadap Paus, pusat persatuan dan persekutuan universal. Sedangkan
keterbukaan terhadap dunia adalah peka terhadap kebutuhan dunia, terlibat dalam
kehidupan masyarakat, terbuka terhadap perkembangan jaman, teknologi dan
komunikasi (Komkat KWI, 1997: 23-25).
4.
Keutuhan
dan Keaslian Hidup
Seorang katekis sebelum
mewartakan sabda harus menjadikan dan menghayati sabda itu sebagai miliknya.
Apa yang diajarkan oleh katekis bukan semata-mata ilmu atau teori belaka
melainkan iman yang dihidupinya dan dipraktekkan secara nyata dalam hidup
sehari-hari. Oleh karena itu, dibutuhkan keutuhan dan keaslian hidup. Seorang
katekis hidup dalam doa, peka terhadap pengalaman akan Tuhan, setia terhadap
tindakan Roh kudus dan keteraturan
antara batin-lahir (Komkat KWI, 1997: 26).
5.
Semangat
Missioner
Seorang katekis dalam
tugas perutusan-Nya mewartakan kerajaan Allah dan Injil (Mrk 16:15) serta
membimbing dan menuntun sesamanya agar mengenal Injil tersebut. Seorang katekis
harus mempunyai semangat kerasulan yang tinggi berani dan semangat mewartakan
Injil walaupun resikonya ditolak dan tidak didengarkan. Walaupun demikian
seorang katekis mempunyai keyakinan bahwa Kristus yang diwartakan selalu
menyertainya. Seperti yang tertulis dalam Kitab Suci pekerja sedikit dan tuaian
banyak, katekis menjalankan tugas Allahlah yang bertanggungjawab atas hasil
yang dijalankan pekerja-Nya (Komkat KWI, 1997: 27-28).
6.
Bunda
Maria
Bunda Maria adalah
teladan iman. Sikap menyerah pada penyelenggaraan Ilahi menuntunnya pada
misteri penyelamatan. Seperti yang terdapat dalam Lukas 1 : 38
"Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut
perkataanmu itu." Sikap seperti Maria itulah yang hendaknya merasuki semangat kerasulan
seorang katekis, yakni membiarkan karya Allah terlaksana melalui dan dalam diri
mereka.
Spiritualitas
katekis yang terlibat dalam tugas kerasulan akan diperkaya bila berdevosi
kepada Bunda Maria. Bunda Maria adalah seorang yang hidupnya suci, tulus,
sederhana dan pasrah kepada Allah. Bunda Maria adalah ibu dari Yesus Kristus
yang diwartakan oleh seorang katekis. Dalam perjalanan di kayu salib Bunda
Maria setia menemani Yesus, Bunda Maria pula yang menguatkan Yesus (Komkat KWI,
1997: 29).
No comments:
Post a Comment